Halaman

Rabu, 02 November 2011

Sering Berdebat Sengit Bisa Merusak Kesehatan

Bookmark and Share

Sering debat atau adu mulut bisa berakhir menjadi suatu pertengkaran. Tidak hanya membahayakan suatu hubungan, perdebatan sengit juga bisa mempengaruhi kualitas kesehatan Anda.

Seperti dikutip laman The Stir Cafemom, melakukan perdebatan yang berakhir dengan pertengkaran bisa mempengaruhi kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh menjadi lebih lemah selama 24 jam setelah pertengkaran terjadi. Sel-sel yang berguna untuk membunuh kuman dan virus penyakit dalam tubuh pun menjadi berkurang.

Banyak efek buruk yang bisa dirasakan jika terlalu sering berdebat, berikut efek buruk lainnya yang perlu Anda tahu:

Bikin jantung berdebar lebih cepat

Sering berdebat sengit dengan seseorang, ternyata memiliki efak yang sama dengan menghisap rokok. Bisa membuat jantung berdegup lebih cepat bahkan bisa membuat dada terasa sesak.

Insomnia

Saat perdebatan berlangsung adrenalin terus dipompa. Setelah perdebatan berakhir, tubuh Anda pun merasa lelah, tapi otak Anda cemas. Hal inilah yang dapat menyebabkan insomnia.

Picu timbulnya jerawat

Ketika berdebat, emosi bisa memuncak, memicu kelenjar memproduksi keringat berlebih, penyebab dibalik timbulnya jerawat.

Hormon stres meningkat

Setelah menghadapi perdebatan sengit, kadar hormon stres dalam tubuh tinggi hingga berjam-jam kemudian. Andapun bernapas lebih cepat, membuat tekanan darah meningkat sehingga memungkinkan Anda mengalami pusing atau sakit kepala ringan.

Hasrat ngemil tinggi

Perut Anda mungkin menjadi hal terakhir yang ada di pikiran Anda ketika perdebatan dan pertengkaran tengah berlangsung. Maka tak heran, saat perdebatan usai, Anda mulai memikirkan camilan. Hal ini dipicu oleh tubuh yang mengalami stres. Camilan pun bisa dibilang menjadi pelarian untuk membuat tubuh lebih rileks. Maka jangan heran, jika perdebatan berakhir, keinginan mengonsumsi makanan manis bisa meningkat.

Tidak hanya itu saja, kebiasaan berdebat sengit juga bisa mengancam pernikahan. Dari penelitian terhadap 90 pasangan baru menikah yang sering berdebat, 19 persen akan bercerai sekitar 10 tahun kemudian.

Karena itu, demi kesehatan dan keharmonisan hubungan carilah jalan tengah untuk mengatasi permasalahan. Sebab perdebatan yang terlalu sengit terbukti merugikan.

Kesepian: Penyebab Sulit Tidur

Bookmark and Share

Jika Anda merasa sangat sulit tidur di malam hari, atau tidur dengan perasaan gelisah dan gampang terbangun sepanjang malam, penyebabnya kemungkinan sesuatu yang sangat sederhana: Anda sedang kesepian.

Sebuah studi menemukan bahwa orang yang merasa terisolasi dari keluarga dan teman-teman lebih cenderung merasa kesepian.

Dalam studi, para peneliti di Universitas Chicago di AS meminta sekitar 100 orang untuk mengenakan sebuah perangkat yang melacak rekam jejak otak seseorang selama tidur. Para peserta menjawab pertanyaan tentang kesehatan mereka, dan seberapa sering mereka merasa terisolasi dan ditinggalkan.

Hasilnya menunjukkan kesepian tidak memengaruhi kuantitas waktu tidur, namun mereka merasa ada sebagian waktu tidur yang terganggu (terfragmentasi).

Peneliti Lianne Kurina menyatakan, evolusi membuat seseorang dapat tidur dengan nyenyak saat merasa aman. Menjadi bagian dari kelompok, adalah cara agar merasa aman, sehingga orang tidur dengan baik.


Selain itu, perasaan kesepian atau terisolasi membuat otak sulit berhenti bekerja dan beristirahat. Artinya, seseorang dapat dengan mudah terbangun meskipun ada sedikit gangguan. Dr Kurina menambahkan, bahwa kualitas tidur yang rendah telah dikaitkan dengan kenaikan berat badan dan diabetes.


Hasil studi serupa dengan kesimpulan studi dilakukan oleh Yayasan Kesehatan Mental pada 2010. Riset tersebut mengungkap, orang dewasa usia 18-24 tahun di Inggris dua kali lebih mungkin merasa kesepian dibanding mereka yang berusia 55 tahun atau lebih. Kecanduan terhadap internet salah satu hal yang membuat generasi muda terputus dari hubungan dengan keluarga dan teman.

Dr Andrew McCulloch, Direktur Eksekutif Yayasan Kesehatan Mental mengatakan, "Internet bukan akar penyebab kesepian, tapi dapat memperburuk masalah," katanya seperti dikutip dari
Daily Mail.

Dia menjelaskan, "Bertemu dan berbicara dengan orang lewat dunia maya bukanlah cara berkomunikasi yang tepat. Anda tidak akan memperoleh umpan balik seperti yang dilakukan bila Anda bertemu seseorang secara langsung.

"
Pada 2009, John Cacioppo, seorang profesor psikologi juga mengatakan bahwa gangguan kesehatan terkait dengan kesepian membuat seseorang lebih berisiko menjalani gaya hidup tak sehat. Di antaranya merokok dan makan makanan tak sehat penyebab obesitas.

Etionamid, Obat Kombinasi untuk TBC

Bookmark and Share

Etionamid digunakan dengan obat-obatan lain untuk mengobati tuberkulosis (TBC). Etionamid juga dapat digunakan untuk masalah lain yang ditentukan oleh dokter.

Untuk membantu pengobatan TBC sepenuhnya, pasien harus tetap memakai obat ini untuk waktu pengobatan penuh, bahkan jika pasien sudah mulai merasa lebih baik.


Hal yang paling penting bahwa pasien mengonsumsi obat ini harus tepat sesuai dosis yang diberikan dokter. Etionamid hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Obat ini tersedia dalam bentuk sediaan tablet.


Etionamid menghambat sintesis peptida. Obat ini aktif terhadap spesies mikobakteri. Mempunyai sifat bakteriostatik terhadap Mycobacterium tuberculosis. Selain itu juga aktif terhadap beberapa bakteri, misalnya
M. atipikal, M. kansasii dan beberapa strain M. avium leprae yang kompleks.

Indikasi

1. TBC

2. Leprosi

3. Kadang-kadang juga digunakan pada pasien tertentu dengan kondisi medis,
antara lain:

a. Infeksi M. atipikal, seperti M. avium complex (MAC)

b. Kusta (
penyakit Hansen)

Kontraindikasi

1. Hypersensitivitas terhadap obat ini

2. Severe liver disease

3. Porphyria

Dosis

15-20 mg/kg/hari

Dosis max: 1 g/hari

Efek Samping


Segera periksa ke dokter jika terjadi salah satu efek samping berikut:


1. Kecanggungan atau kehilangan keseimbangan

2. Kebingungan
3. Depresi mental

4. Perubahan mood atau perubahan mental
5. Baal atau kebas, kesemutan, terbakar atau nyeri pada tangan dan kaki

6. Mata atau kulit berwarna kekuningan


Sumber: MayoClinic, Drugs

Ayo Berdiri! Kebanyakan Duduk Bisa Buruk

Bookmark and Share

Berapa lama Anda duduk dalam satu hari? Berapa lama Anda jalan atau berdiri dalam sehari? Hampir kebanyakan orang duduk terlalu banyak dalam kehidupan sehari-hari. Jangan biarkan terus seperti itu, karena kebanyakan duduk bisa mengancam hidup.

Duduk sepanjang hari memang mengurangi waktu tubuh untuk dapat melakukan beberapa latihan fisik yang akan memiliki manfaat positif untuk kesehatan. Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa, duduk sepanjang hari secara aktif dapat merusak kesehatan.


Terlalu banyak duduk dapat memperlambat metabolisme, meningkatkan risiko
penyakit jantung, menyebabkan nyeri punggung, dan bahkan dapat memperpendek umur.

"Terlalu banyak duduk dapat membahayakan kesehatan setara dengan merokok," kata Marc Hamilton, PhD, seorang ahli mikrobiologi di Pennington Biomedical Research Center seperti dikutip dari
Health, Rabu (2/11/2011).

Terlalu banyak duduk dapat menyebabkan beberapa kondisi kesehatan yang buruk, antara lain:


1. Menyebabkan kegemukan


Ketika seseorang duduk, maka metabolismenya akan melambat. Hal tersebut disebabkan oleh enzim yang disebut lipoprotein lipase, yang berada di dalam pembuluh darah dari otot.


Lipoprotein lipase menangkap lemak dalam darah dan membakarnya. Duduk sepanjang hari dapat menurunkan aktivitas lipoprotein lipase sebanyak 90-95 persen.


Ketika seseorang berdiri, maka otot-otot postural yang menopang berat badan, terutama otot pada kaki akan melepaskan enzim tersebut yang bekerja membakar lemak. Tetapi ketika sedang duduk diam, dan tidak bergerak setiap 30-90 detik, maka lemak akan tetap berada di arteri. Kemudian lemak tersebut dapat disimpan dalam jaringan adiposa atau jaringan lemak tubuh.


Latihan fisik sehari-hari tidak dapat menetralkan dampak dari duduk sepanjang hari. Hamilton mengatakan bahwa, bahkan reaksi biokimia menjadi lambat pada seseorang yang duduk sepanjang hari.


"Perbedaan terbesar antara orang kurus dan berlemak bukan dari berapa banyak mereka makan atau olahraga, tetapi dari berapa banyak mereka duduk," kata James Levine, MD, seorang peneliti obesitas di Mayo Clinic.


2. Berakibat buruk pada tulang belakang


Perut, panggul dan otot-otot kaki seringkali digunakan untuk menopang berat tubuh. "Tetapi ketika duduk, menyebabkan menempatkan sebagian besar berat badan secara langsung pada tulang belakang dan panggul sebagai gantinya," jelas Andrew Hecht, MD.


Hal tersebut juga menyebabkan memaksa kurva S alami dari tulang belakang menjadi bentuk C, yang tidak cukup kuat untuk menerima tekanan.


3. Dapat memperpendek usia


Sebuah studi yang telah diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology pada tahun 2010, melibatkan hampir 70.000 wanita sehat dan mengamati kebiasaan sehari-hari mereka selama 14 tahun. Setelah menyesuaikan faktor risiko termasuk indeks massa tubuh dan faktor merokok.


Para peneliti menemukan bahwa, wanita yang menghabiskan 6 jam untuk duduk dalam sehari memiliki risiko kematian 37 persen lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang menghabiskan waktu kurang dari 3 jam sehari untuk duduk.

Angka kematian akibat
penyakit kardiovaskuler juga 2,7 kali lebih tinggi pada wanita yang duduk 6 jam atau lebih dalam sehari, terlepas dari berapa banyak mereka berolahraga.

Ciri-ciri Mata yang Mulai Menua

Bookmark and Share

Penurunan penglihatan seiring bertambahnya usia seringkali dikeluhkan oleh banyak orang. Bahkan saat masih cukup muda pun telah banyak orang yang sudah mulai terganggu penglihatannya.

Kebanyakan orang merasa bahwa saat mencapai usia 40-an tahun mulai mengalami penurunan penglihatan, bahkan jika penglihatan sebelumnya baik. Menurunnya fungsi penglihatan merupakan hasil tak terhindarkan dari proses penuaan yang terkait dengan
penyakit kronis atau penyakit degeneratif.

Beberapa perubahan atau penurunan indera penglihatan yang terkait dengan seiring bertambahnya usia seperti dikutip dari BBCHealth, Selasa (1/11/2011), antara lain:


1. Biasanya menjadi lebih sulit untuk membaca, terutama jika pencahayaan kurang.

Hal itu disebut presbiopia dan terjadi karena perubahan dalam jaringan mata. Terutama pada lensa mata yang menjadi lebih besar dan kurang fleksibel. Sehingga mempengaruhi kemampuan lensa mata untuk fokus. Hal tersebut dapat dikoreksi dengan mengenakan kacamata dengan ukuran yang sesuai.

2. Silau

Silau juga dapat menjadi masalah sebagai perubahan dalam lensa mata. Sehingga perubahan tersebut menyebabkan cahaya yang memasuki mata akan tersebar sehingga fokus tidak tepat.


3. Kesulitan membedakan warna

Beberapa orang juga mengalami penurunan persepsi terhadap warna. Sehingga menjadi sulit untuk membedakan nuansa warna yang berbeda.


4. Mata menjadi lebih kering

Perubahan penting pada mata yang terkait dengan usia lainnya adalah bahwa mata menjadi lebih kering. Hal tersebut disebabkan karena air mata yang diproduksi kurang dan viskositasnya berubah, jadi air mata kurang efisien dalam membentuk lapisan pelindung yang melumasi seluruh mata.


Pada saat yang sama berbagai
penyakit mata dan kondisi lain mungkin mulai terjadi, sehingga dapat memperburuk penurunan fungsi penglihatan.

Beberapa penyakit mata dan kondisi lain tersebut, antara lain:

1. Glaukoma

Cairan terus mengalir, masuk dan keluar dari mata. Namun pada glaukoma, aliran keluar dari cairan terhambat. Sehingga menyebabkan tekanan di dalam bola mata meningkat. Hal tersebut dapat merusak saraf optik dan serat saraf di retina, dan akhirnya dapat menyebabkan kebutaan.


2. Katarak

Katarak adalah kekeruhan dari lensa yang mencegah cahaya mencapai bagian belakang mata, sehingga sulit untuk melihat dengan jelas. Katarak paling sering berkembang pada orang tua, tetapi pengobatan cepat dapat mengembalikan penglihatan.


Katarak semakin berkembang ketika usia semakin tua. Sehingga hal itu disebut dengan katarak terkait usia. Merokok dan paparan radiasi ultraviolet merupakan faktor risiko terjadinya katarak.


Penyebab lain katarak termasuk penyakit seperti diabetes, pengobatan dengan obat tertentu, serta peradangan dan cedera mata yang terlalu lama. Gejala-gejala yang umum terjadi berkaitan dengan katarak, antara lain penglihatan kabur dan penglihatan berawan atau berkabut.

3. Degenerasi makula yang terkait usia (AMD)

AMD adalah
penyakit makula, yaitu daerah di tengah retina. Makula berisi kepadatan sangat tinggi dari reseptor cahaya, terutama reseptor kerucut. Reseptor kerucut merupakan reseptor yang dapat mendeteksi warna. Sehingga makula sangat penting untuk melihat detail halus pada suatu objek yang berhadapan langsung.

Makula memainkan peran penting dalam membantu untuk membaca, menulis, menyetir, dan melakukan tugas-tugas rinci lainnya. Hal tersebut juga memungkinkan untuk mengenali wajah dan melihat warna. AMD dapat menyebabkan hilangnya penglihatan sentral. Terdapat 2 jenis AMD, antara lain:


4. Diabetes

Diabetes merupakan salah satu
penyebab katarak. Banyak orang dengan usia lanjut yang memiliki riwayat diabetes, sehingga hal tersebut dapat memperburuk penurunan penglihatan yang terjadi.

5. Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Hipertensi dapat menyebabkan jantung bekerja lebih keras dari biasanya. Sehingga menyebabkan jantung dan arteri memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami kerusakan.
Hipertensi dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kerusakan mata, gagal jantung kongestif, dan aterosklerosis.

Untuk mengatasi penurunan penglihatan yang berkaitan dengan semakin tua usia dapat dengan cara, antara lain:

1. Melakukan tes mata setidaknya setiap 2 tahun sekali dan selalu memastikan kacamata dalam kondisi baik.


2. Memeriksakan diri pada dokter untuk masalah seperti tekanan darah tinggi atau diabetes, serta minum obat seperti yang dianjurkan untuk mencegah kerusakan pada mata.


3. Menggunakan kacamata baca atau bifokal/varifocals.


4. Jika ingin membaca, sebelumnya memastikan bahwa pencahayaan cukup baik.


5. Gunakan tetes mata atau air mata buatan untuk menjaga mata tetap terlumasi dan nyaman.


6. Jika sering membaca pada media elektronik, seperti komputer atau layar handphone, dapat memperbesar teks agar font menjadi lebih besar.

Tanda-tanda Orang Kena Diabetes

Bookmark and Share

Banyak pengalaman beberapa orang ketika buang air kecil lalu air seninya dikerubuti semut. Itu adalah salah satu tanda-tanda diabetes yang gampang diketahui. Tapi ada banyak lagi tanda-tanda diabetes yang perlu diwaspadai.

"Kalau seseorang pipisnya dikerubuti semut, itu bisa jadi tanda awal dari
penyakit diabetes," ujar dr Dante Saksono H, SpPD, PhD.

Kenapa bisa seperti itu?


Menurutnya, seseorang yang memiliki penyakit diabetes maka air seni yang dibuang masih mengandung gula. Ini terjadi karena ketika gula darah yang masuk ke dalam tubuh di proses oleh organ ginjal tidak terserap sempurna oleh tubuh. Kemudian akan dikeluarkan oleh tubuh melalui air seni atau pipis.

"Kalau kadar gulanya dalam darah tinggi, maka hasil saringannya sudah pasti masih mengandung gula atau bersifat manis," ujar dokter berusia 36 tahun ini.


dr Dante mengatakan sebenarnya diabetes melitus artinya adalah air mancur yang manis, dan air mancur disini dapat diartikan sebagai pipis atau air seni.


Penyakit diabetes adalah gangguan penggunaan glukosa yang terjadi di dalam tubuh. Diabetes tidak terjadi secara begitu saja. Sebelum seseorang didiagnosis menderita diabetes, mereka mengalami fase normal, lalu meningkat menjadi prediabetes dan akhirnya menderita diabetes.

Penyakit ini sering disebut dengan silent killer. Penyakit ini tidak langsung menyebabkan kematian tapi komplikasi yang dihasilkan dari diabetes ini bisa menurunkan kualitas hidup seseorang hingga berakhir dengan kematian.

Jika penderita diabetes bisa mengontrol kadar gula darahnya dengan baik, maka komplikasi yang diakibatkan oleh
penyakit ini bisa dicegah. Komplikasi dari diabetes ini bisa menyerang hampir seluruh organ tubuh manusia.

Tanda-tanda seseorang terkena diabetes seperti dilansir dari diabeteslibrary, Selasa (1/11/2011) adalah:


1. Sering buang air kecil

Buang air kecil akan menjadi sering jika terlalu banyak glukosa dalam darah. Jika insulin (yakni hormon yang mengendalikan gula darah) tidak ada atau sedikit maka ginjal tidak dapat menyaring glukosa untuk kembali ke dalam darah. Kemudian ginjal akan menarik tambahan air dari darah untuk menghancurkan glukosa. Hal ini membuat kandung kemih penuh dan membuat seseorang sering pipis.


2. Sering merasa haus

Karena sering buang air kecil, Anda akan menjadi lebih sering haus, karena proses penghancuran glukosa yang sulit maka air di dalam darah tersedot untuk menghancurkannya. Sehingga seseorang perlu minum lebih banyak untuk menggantikan air yang hilang.


3. Berat badan turun cepat

Terutama terjadi pada penderita diabetes tipe 1 (faktor genetik). Pankreas pada penderita diabates berhenti membuat insulin akibat serangan virus pada sel-sel pankreas atau respons autoimun yang membuat tubuh menyerang sel-sel yang memproduksi insulin. Akibatnya tubuh akan kesulitan mencari sumber energi karena sel-sel tidak memperoleh glukosa. Kemudian tubuh mulai memecah jaringan otot dan lemak untuk energi sehingga berat badan terus menyusut.
Pada penderita diabetes tipe 2 (faktor perubahan gaya hidup), penurunan berat badan terjadi secara bertahap dengan peningkatan resistensi insulin sehingga penurunan berat badan tidak begitu terlihat.

4. Merasa lemah dan gampang kelelahan

Karena produksi glukosa terhambat sehingga sel-sel makanan dari glukosa yang harusnya didistribusikan ke semua sel tubuh untuk membuat energi jadi tidak berjalan. Karena sel energi tidak mendapat asupan sehingga orang akan merasa cepat lelah.


5. Sering kesemutan di kaki dan tangan

Gejala ini disebut neuropati. Terjadi secara bertahap dari waktu ke waktu karena glukosa dalam darah tinggi akan merusak sistem saraf. Pada penderita diabetes tipe 2 kejadiannya secara bertahap, dan orang-orang sering tidak menyadari bahwa itu salah satu pertanda. Kondisi gula darah tinggi kemungkinan telah terjadi beberapa tahun sebelum diagnosa. Kerusakan saraf dapat menyebar tanpa pengetahuan kita.


6. Penglihatan kabur, kulit kering atau gatal, sering infeksi atau luka dan memar, yang membutuhkan penyembuhan dalam waktu lama merupakan tanda-tanda lain dari diabetes.

Jika melihat ada tanda-tanda itu maka Anda punya alasan untuk khawatir soal diabetes.


Lalu komplikasi penyakit apa yang timbul dari diabetes?


Berikut adalah komplikasi penyakit dari diabetes:

1. Penyakit saraf

Penyakit saraf adalah komplikasi jangka panjang dari diabetes. Diperkirakan bahwa 60-70 persen penderita diabetes mengalaminya.


Penyakit saraf ini menyerang hampir semua sistem saraf di tubuh mulai dari yang ringan kram, nyeri kepala, sakit perut, punggung nyeri, tidak berkeringat. Hingga yang berat mengganggu sistem saraf pembulah darah seperti jantung hingga saraf di kelamin yang bisa menyebabkan impotensi serta gangren dengan risiko amputasi.

2. Penyakit mata (Retinopathy)

Karena penyempitan, pengerasan atau pemutusan pembuluh darah dan kapiler retina menyebabkan komplikasi serius yang dikenal sebagai retinopathy dan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan. Dua komplikasi yang parah adalah katarak dan glaukoma.


3. Penyakit kardiovaskular (jantung)
Akibat memiliki tekanan darah yang tinggi dan melemahnya fungsi-fungsi otot jantung.


4. Penyakit ginjal
Karena memiliki tekanan darah tinggi membuat fungsi ginjal terganggu.


5. Hipoglikemia

Terjadi karena penderita diabetes harus mendapat suntikan insulin dalam tubuh. Jika kemudian insulin lebih banyak dibandingkan dengan jumlah gula darah akan membuat gula darah turun di bawah level normal, inilah yang dinamakan hipoglikemia. Hipoglikemia bisa membuat seseorang pusing, bingung dan kehilangan kesadaran atau pingsan.


6. Gangguan pencernaan

Seperti gangguan lambung, divertikulitis, gejala sindrom iritasi usus besar, sakit perut, sembelit, diare dan batu empedu.


7. Komplikasi di mulut

Seperti sering mengalami gigi copot terutama pada penderita diabetes tipe 1.


8. Mudah infeksi

Risiko terkena infeksi cukup tinggi seperti infeksi luka, influenza, infeksi pernafasan hingga TBC tulang.


9. Komplikasi kehamilan
Tingkat kematian bayi lebih tinggi pada ibu yang menderita diabetes.

10. Ketoasidosis (darah menjadi asam)
Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan sering kencing, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernafasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah. Bau nafas penderita tercium seperti bau aseton.

Cara mudah mendeteksi diabetes:


1. Lihatlah apakah air seni yang didiamkan sebentar dikerubuti semut atau tidak. Jika dikerebuti semut adalah pertanda kandungan gula di darah tinggi yang dibuang melalui urine.


2. Gunakan kertas uristix yang banyak dijual perusahaan farmasi. Masukkan kertas uristix ke air seni jika kertas berubah warna maka itu pertanda ada gejala diabetes.


3. Diagnosis laboratorium untuk mengetes glukosa darah. Pengujian kadar glukosa darah dengan puasa jika hasilnya lebih besar atau sama dengan 126 mg/dl menunjukkan adanya diabetes.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More