Halaman

Kamis, 28 Oktober 2010

TEH, PENJAGA DAYA INGAT

Bookmark and Share

TAK hanya nikmat diminum pagi dan sore hari, teh juga memiliki sederet manfaat bagi kesehatan. Teh juga diyakini mampu memperlambat kerusakan sel dan menjaga daya ingat tetap tajam di usia tua. Penemuan baru manfaat teh tersebut baru saja diungkapkan para ilmuwan di Singapura itu menambah panjang daftar manfaat teh.

Selasa, 26 Oktober 2010

KUCING Berubah Menjadi MANUSIA Setelah DITABRAK

Bookmark and Share

Apa yang kita tonton di film-film sekarang menjadi nyata pada tanggal 22 Mei 2008 di Port Harcourt, Rivers state, Nigeria. Seekor kucing tiba-tiba berubah menjadi seorang perempuan paruh baya setelah ditabrak oleh sebuah ojek (Disebut juga Okada di Nigeria) di jalan ramai di Port Harcourt.

Surat kabar Nigerian Tribune melaporkan bahwa ada tiga ekor kucing yang sedang menyeberang jalan ketika sebuah okada menabrak mereka. Kucing pertama berhasil menghindar dan melarikan diri, sedangkan kucing kedua tertabrak dan segera berubah menjadi seorang perempuan. Kejadian aneh ini segera menarik perhatian orang-orang di tempat itu. Ketika mereka menyadari kejadian aneh ini, mereka segera memukuli kucing ketiga (masih dalam rupa kucing) hingga mati. Kemudian mereka memukuli perempuan itu hingga luka parah.

Minggu, 24 Oktober 2010

Misteri ANEH Yang Belum Terungkap Dalam OTAK Manusia

Bookmark and Share

Sampai saat ini masih banyak mysteri yang belum terungkap dari pikiran kita. Para ahli memang bisa menjelaskan fenomena-fenomena aneh dari pikiran kita tapi masih belum tahu dari mana asal semua itu. Mungkin kalian pernah mengalami beberapa fenomena dibawah ini.

Déjà Vu

Déjà Vu adalah perasaan ketika kita yakin pernah mengalami atau menyaksikan suatu kejadian sebelumnya, kamu merasa peristiwa itu sudah pernah terjadi dan berulang lagi. Hal ini diikuti dengan perasaan familiar yg kuat, takut dan merasa aneh. Kadang “kejadian sebelumnya” itu dikaitkan dengam mimpi tapi kadang juga timbul perasaan yang mantap kalau kejadian tersebut benar-benar terjadi di masa lalu.

Jumat, 22 Oktober 2010

KRISIS KEUANGAN, Federasi-Federasi Yahudi di Amerika Serikat Terancam BANGKRUT

Bookmark and Share

Bukan hanya komunitas Yahudi yang resah karena ikut terkena dampak krisis ekonomi di AS, tapi juga organisasi-organisasi Yahudi di Negeri Paman Sam itu. Masa depan organisasi Yahudi suram karena mulai kekurangan aliran dana segar untuk mendukung kegiatan-kegiatan mereka. Sejak setahun krisis melanda AS, sudah banyak organisasi-organisasi Yahudi yang mengetatkan anggarannya, merancang program darurat untuk menghadapi tuntutan layanan sosial dan menghadapi situasi ke depan yang masih belum pasti. Bahkan banyak diantara organisasi-organisasi Yahudi itu yang sudah merumahkan sejumlah karyawannya.

Joe Kanfer, Ketua Dewan Penasehat United Jewish Communities (UJC) mengatakan, sepanjang sejarah tidak pernah terjadi sebuah organisasi Yahudi mem-PHK staffnya atau mengambil kebijakan untuk tidak melakukan kegiatan atas dasar pemikiran kegiatan tersebut tidak perlu dilakukan . "Ini menyakitkan dan menyedihkan bagi komunitas kami," kata Kanfer.

Rabu, 20 Oktober 2010

Indonesia Rangking 67 Paling Damai di Dunia.

Bookmark and Share

Institut untuk Ekonomi dan Perdamaian (Institute for Economics and Peace) mengeluarkan indeks perdamaian global atau Global Peace Index (GPI) tahun 2009. Institut tersebut juga mengeluarkan daftar peringkat negara-negara berdasarkan tingkat dukungan terhadap perdamaian.

Seperti dikutip laman berita Malaysia, Bernama, peringkat pertama negara paling damai di dunia adalah Selandia Baru, disusul Denmark, Norwegia, Islandia, dan Austria. Posisi Islandia di urutan keempat adalah kemunduran, sebab, pada tahun sebelumnya negara ini mendapat predikat negara paling damai di dunia.

Robot BANDUNG Berhasil Menjadi Jawara Kompetisi di San Fransisco.

Bookmark and Share

#Robot DU-114#
Robot DU-114 buatan mahasiswa Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung berhasil meraih medali emas dalam kompetisi robot internasional di San Francisco, Ahad.

Medali emas langsung dikalungkan oleh salah satu panitia "International Robo Games" kepada si pembuat DU-114, Rudy Hartono, yang merupakan mahasiswa Unikom Bandung.


Konsul Pensosbud Konsulat Jenderal RI di San Francisco Andi Rahadian yang dihubungi ANTARA, Ahad, menjelaskan "DU-114" tampil sebagai pemenang di ajang tersebut untuk kategori robot pemadam api (open fire fighting autonomous robot).

Selasa, 19 Oktober 2010

Waspadai Alergi OBAT

Bookmark and Share

Kasus alergi obat makin sering terjadi. Alergi obat susah dicegah tidak akan pernah diketahui sebelum seseorang mengalaminya. Bagaimana meminamilisir risiko terkena alergi obat?

"Semua obat sebenarnya dapat memicu timbulnya alergi yang disebut dengan reaksi hipersensitif tapi setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda," ujar Dr Dante Saksono H SpPD, PhD saat dihubungi detikHealth, Selasa (19/1/2010).

Dr Dante menuturkan orang yang lebih rentan terkena alergi jika sebelumnya memang diketahui pernah memiliki riwayat alergi, baik pada obat atau non-obat seperti alergi makanan tertentu, debu, asma atau yang lainnya.

Jumat, 15 Oktober 2010

Ternyata TEH CELUP Membahayakan

Bookmark and Share

Buat yang pernah berkunjung ke pabrik kertas/pulp, mungkin tahu bahwa chlorine ini adalah senyawa kimia yang sangat jahat dengan lingkungan dan manusia, khususnya dapat menyerang syaraf dsb! Dari kejauhan pabrik mudah dilihat jika ada asap berwarna kuning yang mengepul dari pabrik itu bukan asap biasa tapi chlorine gas.

Makanya industri ini mendapat serangan hebat dari LSM lingkungan karena hal di atas disamping juga masalah kehutanan. Kertas terbuat dari bubur pulp yang berwarna coklat tua kehitaman. Agar serat berwarna putih, diperlukan sejenis bahan pengelantang (sejenis rinso/baycline) senyawa chlorine yang kekuatan sangat keras sekali!

Rabu, 13 Oktober 2010

Lima Tes Penting Untuk Penderita DIABETES

Bookmark and Share

Selain mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, terdapat sejumlah tes yang perlu dijalani  
---------------------------------------------------------------------------------------------
Penyakit diabetes bisa menimpa siapa saja. Bukan hanya yang memiliki keturunan diabetes, penyakit ini, terutama golongan diabetes melitus tipe 2, juga dapat menyerang orang yang bergaya hidup tidak sehat.

Bagi penderita diabetes perlu mengendalikan kadar gula darah agar bisa beraktivitas seperti biasa. Selain mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, terdapat sejumlah tes yang perlu dijalani. Antara lain, tes urin dan tes darah.

Minggu, 10 Oktober 2010

Aktivis Lingkungan Hidup Berpesta "10-10-10"

Bookmark and Share

Penduduk Porteau Cove, Kanada, menyaksikan pelepasan anjing laut
Tanggal 10-10-2010 tidak hanya merupakan tanggal istimewa bagi mereka yang percaya atau suka takhayul. Tanggal ini juga dimanfaatkan para aktivis pecinta lingkungan hidup di mancanegara untuk menggelar aksi.

Para aktivis yakin bahwa hari ini adalah tanggal "keberuntungan" bagi Bumi. Itulah sebabnya lebih dari 7.000 acara lingkungan hidup di gelar di 188 negara hari ini sebagai bagian dari Global Work Party. Acara ini merupakan acara satu hari terbesar sepanjang sejarah dunia untuk pengurangan karbon.

“Angka 10-10-10 sangat mudah diingat, dan akan terus ada di benak masyarakat,” ujar Anna Goldstein, juru bicara laman 350.org, sebuah kelompok yang memprakarsai kegiatan ini.

Anna menjelaskan bahwa ide utama acara ini adalah untuk memberi kesadaran pada masyarakat awam mengenai proyek-proyek lingkungan. Di antaranya adalah memasang panel tenaga surya, menanam pohon, dan berdemo menentang polusi.

“Semoga aksi ini dapat memberikan pesan yang jelas kepada para politisi bahwa mereka juga harus menyingsingkan lengan baju dan bekerjasama membersihkan bumi,” ujarnya seperti dilansir dari laman Pasadena Star-News.

Di California, basis kelompok 350.org, terdapat sedikitnya 400 acara yang terkait dengan lingkungan hidup hari ini.

Sebelumnya pada Kamis, Kepala perubahan iklim PBB, Christina Figueres menyerukan semua warga dunia untuk ikut serta dalam kegiatan ini dan melawan akibat dari perubahan iklim.

“Saya mendukung Global Work Party dan menyerukan semua warga untuk mengikutinya. Ketika warga andil dalam aksi seperti ini, lebih mudah bagi pemerintah untuk menerapkan kebijakan perubahan iklimnya,” ujarnya.

Aksi ini mendapat respons positif, di antaranya adalah Presiden Maladewa, Mohamed Nasheed, menyatakan dukungannya terhadap acara ini dengan memasang panel tenaga surya di atap rumahnya. Sekitar 300 universitas di China dan India akan bergabung dalam kompetisi energi bersih tingkat pelajar.

Di Afganistan, para pelajar akan menanam ratusan pohon di perbukitan di luar kota Kabul. Di Bandung, warga menggelar aksi bersepeda dan menanam pohon. Di Inggris, warga menggelar piknik vegetarian dengan sayur mayur dan buah-buahan organik, dan masih banyak lagi negara-negara yang ikut serta dalam aksi ini.

Sulitnya Mendeteksi Dua Penyakit ALERGI yang Mematikan

Bookmark and Share

Reaksi alergi bisa bermacam-macam mulai dari gatal-gatal, kepala pusing, mual, pingsan hingga yang parah seperti sindrom Stevens-Johnson dan Toxic Epidermal Necrolysis. Sulitnya mendeteksi membuat siapa saja rentan terhadap kedua alergi yang mematikan ini.

Reaksi alergi ini paling sering ditemui akibat konsumsi obat tertentu, tapi beberapa kasus ditemukan akibat infeksi atau penyakit


Kedua reaksi alergi ini dapat mengancam hidup penderitanya. Seperti dikutip dari MayoClinic, Selasa (19/1/2010) inilah penjelasan kedua reaksi alergi ini, yaitu:

Jumat, 08 Oktober 2010

Ketika DEMAM BERDARAH Tak Tertolong Lagi

Bookmark and Share

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit populer saat terjadi perubahan musim yang tak menentu. Meski bukan penyakit langka yang tak ada obatnya, DBD bisa begitu mematikan jika cairan dalam tubuh terkuras cepat.

Demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sebelumnya sudah menggigit penderita yang terinfeksi dengeu. DBD bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia.

Beberapa orang yang terinfeksi virus ini ada yang menimbulkan gejala, tapi ada juga yang tidak bergejala sama sekali. Gejala yang muncul tidak spesifik kadang lemas, mual, sakit kepala atau sakit pada sendi yang kerap diabaikan banyak orang karena dianggap bukan sakit serius.

BEBERAPA Larangan Setelah Makan

Bookmark and Share

MENJAGA kesehatan tidak hanya terpaku pada memerhatikan jenis makanan. Lebih dari itu, Anda harus memerhatikan apa saja yang harus dilakukan dan harus ditinggalkan selepas makan. Jika diperhatikan dengan baik, hal-hal yang sebaiknya ditinggalkan itu, Anda akan merasakan manfaat lebih dari makanan yang Anda konsumsi.
 

Inilah Beberapa di Antara Larangan-Larangan Setelah Makan: 
 
MEROKOK

Coba Anda bayangkan! Merokok saja sudah merusak tubuh apalagi jika hal ini. Anda lakukan setelah makan. Berdasarkan penelitian, mengisap satu batang rokok setelah makan sama saja dengan merokok sepuluh batang. Sehingga, kemungkinan terserang kanker jauh lebih besar.

Rabu, 06 Oktober 2010

Agar REMATIK Tidak Kambuh

Bookmark and Share

Orang yang punya sakit rematik harus pintar-pintar menjaga kesehatannya. Penyakit kambuhan ini gampang sekali muncul jika si penderita teledor terhadap makanan atau kegiatannya. Tapi ada caranya agar rematik tidak kambuh.

Rematik merupakan penyakit sendi yang begitu menyiksa dengan rasa nyeri yang luar biasa dan membuat penderitanya tidak leluasa bergerak, terutama di saat udara sedang dingin.

Rematik atau juga dikenal dengan Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit yang menyerang persendian atau jaringan penunjang di sekitar sendi.

KENTANG UNGU yang Kaya Antioksidan

Bookmark and Share

Colorado, Kentang dan sayuran lainnya merupakan sumber antioksidan yang banyak memberikan manfaat kesehatan. Peneliti dan petani kini sedang mengembangkan kentang ungu yang lebih sehat ketimbang kentang pada umumnya dan sudah siap dipasarkan.

Kentang ungu atau diberi nama Purple Majesty memiliki kedalaman warna yang khas dan mengandung antioksidan (disebut antosianin) lebih banyak hingga 10 kali lipat ketimbang kentang putih.

Selasa, 05 Oktober 2010

Kiprah Nelson Tansu, Anak Medan yang Jadi Profesor Termuda di Amerika

Bookmark and Share

Bantu 10 Anak Tidak Mampu Raih Gelar Doktor

Tahun lalu Nelson Tansu kehilangan ayah-ibunya akibat perampokan di kampungnya, Medan, Sumatera Utara. Meski kecewa dengan penyidikan kasus orangtuanya, profesor termuda itu tetap setia berpaspor Indonesia.

 
NELSON Tansu-Profesor Universitas Lehigh di Amerika- menjadi salah satu bintang di forum Asian Science Camp (ASC) 2008 yang kini diadakan di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali. Terutama bagi puluhan pemenang olimpiade sains Indonesia yang menjadi peserta acara di sana. Maklum, saat duduk di SMA di Medan dulu, Tansu adalah finalis Tim Olimpiade Fisika Indonesia.

Tampil rapi dengan kemeja biru muda dipadu jas hitam, Tansu lebih mengesankan sebagai pebisnis muda. Terutama ketika berada di antara para profesor, termasuk para peraih Nobel, yang menjadi pembicara di ASC yang umumnya sudah tua. Saat ditemui Jawa Pos kemarin, gurat kelelahan terlihat di wajahnya karena dia mengisi acara sejak pagi. Namun, dia tetap bersemangat untuk masuk kelas dan mengikuti sesi berikutnya.

''Wait for a second (Tunggu sebentar),'' ujarnya. Meski asli warga negara Indonesia (WNI), Tansu lebih senang menggunakan bahasa Inggris. ''Saya sekarang lebih banyak tinggal di Amerika. Tapi, masih sering mengunjungi Indonesia,'' jelas pria kelahiran 20 Oktober 1977 itu.


Tansu, lulusan terbaik SMU Sutomo 1 Medan 1995, adalah sosok yang patut dibanggakan. Saat usianya baru 25 tahun dia diangkat menjadi profesor di Lehigh University, sebuah universitas ternama di Negara Bagian Pennsylvania, Amerika.


''Persaingan mendapatkan posisi sebagai profesor di Amerika memang sangat ketat. Setiap satu lowongan, lebih dari 350 orang yang mendaftar,'' katanya.


Sukses Tansu menjadi pengajar di Lehigh University dan dinobatkan sebagai profesor termuda di Amerika itu berkat didikan orang tua. Sebab, sejak kecil sang ayah, Iskandar Tansu, memompa semangat untuk meraih prestasi tertinggi.


Berkat gemblengan keras sang ayah, Tansu sejak kecil sering memenangi berbagai lomba dan kejuaraan. "Ayah saya seorang pekerja keras. Saya juga terbiasa melakukannya sejak muda hingga menjadi profesor seperti sekarang,'' ungkapnya.


Kecuali spirit kerja keras, Tansu mengakui, sebetulnya tidak ada yang spesial dari pendidikan yang diberikan orang tuanya. Dia bermain dan belajar seperti kebanyakan anak-anak lain. "Bimbingan keluarga, orang tua, guru, dan sekolah itu penting, tapi yang lebih penting adalah usaha kita,'' jelasnya.


Menurut Tansu, dirinya sering harus tidur larut malam untuk menyelesaikan tugas. Namun, dia mengaku tidak keberatan, karena menyukai apa yang dilakukannya. ''Yang terpenting, lakukan hal yang paling kamu sukai sehingga kamu pasti berhasil di dalamnya. Tentu saja ditambah dengan usaha yang keras,'' katanya.


Sukses Tansu menjadi profesor di Lehigh University bukan kebetulan. Dunia sudah mengakui karya-karya ilmiahnya. Saat ini lebih dari 138 riset dan karya tulis yang telah dipublikasikan. Selain itu, dia menjadi pembicara aktif di berbagai seminar tentang sains dan pendidikan di seluruh dunia.


Meski berasal dari Indonesia dan masih mencintai negaranya, Tansu mengaku tidak punya rencana untuk menghabiskan masa tua di tanah air. ''Saya tidak punya rencana sejauh itu. Toh, 20 tahun lagi kita adalah citizen of the world, orang akan bebas tinggal di mana pun,'' kata laki-laki yang baru tahun lalu mempersunting Adela Gozali Yose, gadis Medan, menjadi istrinya itu.


Sayang, tahun lalu (2007) pula Tansu mengalami masa yang kelam dalam sejarah hidupnya. Rumahnya dirampok dan ayah ibunya, Iskandar Tansu dan Auw Lie Min, dibunuh. ''Saat penyelidikan, kita mengalami masalah dengan penegak hukumnya,'' ujarnya.


Modus perampokan dan pembunuhan itu memang sadis sehingga dua pelakunya divonis mati. Tansu tidak bersedia mengenang dan berbicara lebih lanjut tentang peristiwa traumatik yang menimpa dia dan dua saudaranya yang lain. Namun, pengalaman itu tidak mematikan rasa cintanya kepada Indonesia.


''Semua kenangan tetang masa kecil dan orang tua saya ada di sini. Saya tentu tidak bisa melupakan Indonesia,'' kata doktor electrical engineering University of Wisconsin di Madison, Amerika, itu.


Sebagai bukti kecintaannya kepada Indonesia, Tansu kini menggalang dana untuk menyekolahkan anak tidak mampu tapi pandai yang ingin memperoleh gelar doktor (PhD). ''Untuk mendapatkan gelar tersebut kan susah, butuh banyak biaya untuk riset dan penelitian,'' ujarnya.


Saat ini, lanjutnya, di antara 10 orang yang dibantunya, dua orang dari Indonesia. Dia berharap pada tahun-tahun yang akan datang lebih banyak lagi orang Indonesianya. "Di Amerika banyak yang mau memberikan bantuan dana untuk pendidikan dan saya bisa mencarikannya dengan mudah,'' jelasnya.


Menurut Tansu, kegiatannya itu bukan semata karena peduli terhadap bangsa Indonesia, tapi juga karena kepeduliannya kepada pendidikan. "Sejak kecil saya ingin jadi pendidik di bidang sains dan engineering, sayangnya posisi ini di Indonesia kurang dihargai,'' kata pengajar S-3 itu.


Dia tak setuju guru cuma dianggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa karena guru butuh uang makan. Gaji guru dan dosen yang rendah itulah yang menjadi salah satu penyebab banyak orang pintar yang lari ke luar negeri.


''Inilah yang menjadikan mutu pendidikan kita rendah. Guru-guru dengan gaji dan fasilitas pas-pasan tentunya tidak bisa memberikan pelayanan optimal karena harus mencari tambahan sampingan,'' jelasnya.


Tansu mengharapkan pemerintah segera mengubah kebijakannya agar mutu pendidikan di Indonesia meningkat. ''Jika ada profesor yang kembali ke Indonesia ditawari jadi dosen atau anggota dewan, maka jawabannya pasti yang terakhir, it's the reality,'' jelasnya.


Selain itu, menurut pemikiran Tansu, Indonesia seharusnya mempunyai satu universitas yang bisa menjadi kebanggaan. ''Jika ada satu saja universitas di Indonesia yang setara dengan di AS, maka anak-anak kita yang pandai tidak akan lari ke luar negeri. Mereka akan memilih kuliah di negaranya sendiri,'' ujarnya.


Tansu mengenang, akibat tak adanya perguruan tinggi kebanggaan itu, ayahnya, Iskandar Tansu, mendorong semua anaknya sekolah ke Amerika. Selain dia, abangnya, Tony Tansu, adalah master dari Ohio, Amerika. Begitu juga adiknya, Inge Tansu, adalah lulusan Ohio State University (OSU). Kedua saudaranya itu tinggal di Indonesia.

 
Source/ref: Jawa Pos.co.id - jun 2009

MALAYSIA Jadi Tempat Mengabdi Ratusan Dosen dan Peneliti RI

Bookmark and Share

Kuala Lumpur - Malaysia tidak saja menjadi tujuan menarik bagi banyak wisatawan asing untuk berkunjung, tapi juga kaum akademis. Hampir 300 dosen dan peneliti asal Indonesia mengabdikan keilmuannya di negeri Petronas ini karena berbagai sebab.

Bahkan tidak sedikit di antara dosen dan peneliti tersebut adalah yang terbaik dimiliki Indonesia.

"Dalam data kami yang tercatat memang baru hanya 80 orang saja. Tapi melihat yang hadir sekarang dan informasi dari berbagai pihak, jumlah dosen dan peneliti Indonesia di Malaysia hampir 300. Karena peneliti ini tersebar," kata Ketua Indonesian Lecturer and Researcher Association in Malaysia (ILRAM) DR Riza Muhida ketika berbincang-bincang dengan detikcom di sela-sela Silaturahim KBRI Kuala Lumpur dengan ILRAM, Jumat (7/5/2010).

Menurut Riza, sedikitnya ada dua alasan yang menjadi motif banyaknya dosen dan peneliti Indonesia yang lebih mengabdikan keilmuannya di Malaysia. Pertama, lingkungan akademik dan penelitian yang lebih kondusif dibandingkan di Tanah Air. Lingkungan kondusif yang dimaksud, kata Riza, kebebasan untuk mengembangkan kemampuan akademik dan penelitian karena ditunjang oleh fasilitas, akses jurnal yang luas, dan dukungan dana yang cukup besar.

Kedua, kenyamanan bagi diri sendiri dan keluarga. "Misalnya, kalau di Jakarta kondisi kemacetan yang sudah cukup parah, kepadatan, seringkali mempengaruhi jadwal kerja dan privasi kita untuk bisa berkumpul dengan keluarga tepat waktu. Di sini saya bisa pergi dan pulang
kerja tepat waktu, jadi hak keluarga untuk berkumpul bisa terpenuhi. Dan gaji yang diperoleh dari pekerjaan sangat cukup, jadi tidak perlu lagi cari sampingan," cetusnya.

Alasan lain, sambung Riza, banyaknya sarjana dan peneliti Indonesia yang sulit memperoleh pekerjaan sepulang mereka dari luar negeri. Sementara tenaga mereka ternyata lebih dibutuhkan di negara lain.

"Seperti saya, setelah tamat S2 dan S3 dari Jepang, saya pernah mencoba masukkan banyak lamaran ke berbagai institusi di Indonesia tapi sayangnya tidak ada satu pun respon. Saya lalu coba apply di Malaysia, ternyata langsung direspon cepat," ujar Dosen Fakultas Teknik di Universitas Islam Internasional Malaysia (UIIM) ini.

Dia mengatakan, jumlah dosen asal Indonesia yang mengajar di Malaysia cenderung meningkat, khususnya dalam 4 tahun terakhir. Dia mencontohkan, sejak ILRAM berdiri pada Desember 2007, jumlah dosen Indonesia yang mengajar di UIIM mencapai 30 orang. Kini telah bertambah menjadi 40 orang. "Dan trennya setiap tahun ada kecenderungan bertambah 4 sampai 5 orang," ujarnya.

Ketua Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I4) di Malaysia ini juga mengungkapkan, pada Kamis 6 Mei kemarin, seorang dosen Indonesia yang mengajar di Univeristas Putra Malaysia (UPM), Dr Seca Gandaseca terpilih menjadi dosen terbaik. Penghargaan langsung diberikan oleh
Sultan Selangor.

IIUM juga memilih dosen Indonesia DR Irwandi Jaswir sebagai peneliti terbaik tahun 2009. Irwandi mengalahkan kompetitor lain dari Malaysia dan mancanegara di kampusnya. Tidak hanya itu, Irwandi juga memperoleh award sebagai saintis muda se-Asia Pasifik mewakili IIUM dan Malaysia.

Sementara itu Dubes RI untuk Malaysia Da'i Bachtiar mengatakan, banyaknya dosen dan peneliti asal Indonesia di Malaysia menjadi satu kebanggaan, bahwa tenaga intelektual Indonesia banyak diperlukan dan tidak kalah dengan negara lain. Namun Da'i mengingatkan agar siapapun yang bekerja di negara lain selalu menjaga semangat nasionalisme dan cinta Tanah Air.

Da'i juga berpesan, agar setiap warga negara Indonesia di Malaysia, termasuk para dosen dan peneliti juga bisa berperan sebagai duta yang mampu meluruskan setiap persepsi yang salah tentang Indonesia.

"Untuk berbakti kepada bangsa dan negara tidak mesti harus di Tanah Air, tapi dimana pun. Dari luar negeri pun bisa berbakti kepada negara. Anda-anda adalah duta. Bangunlah, Kalau ada persepsi yang tidak pas tentang Indonesia, luruskan," kata Da'i.

Source/ref: Detik.com - Mei 2010

Senin, 04 Oktober 2010

Kalahkan Brasil, Indonesia MENANG di Kompetisi Software Dunia

Bookmark and Share

Tim Big Bang dari Institut Teknologi Bandung mengharumkan nama Indonesia di Kairo, Mesir. Kemenangan diraih tim yang membawa aplikasi bernama MOSES itu.

Seperti dikemukakan dalam keterangan tertulis yang diterima detikINET, Jumat (10/7/2009), Tim Big Bang sukses meraih kemenangan dalam kategori Mobile Device Award dalam Imagine Cup 2009.


Di posisi selanjutnya, dalam kategori yang sama, terdapat tim dari Brasil dan Kroasia. Imagine Cup merupakan kompetisi piranti lunak tingkat dunia yang diselenggarakan oleh Microsoft.


Tim Big Bang terdiri dari David Samuel, Dody Dharma, Dominikus Damas Putranto dan Samuel Simon. Mereka menang dengan proyek bertajuk MOSES (Malaria Observation System and Endemic Surveillance).


Aplikasi MOSES menggabungkan teknologi client runtime dengan aplikasi di PDA untuk melakukan diagnosa dan analisis terhadap pasien yang diduga terkena malaria secara cepat. Solusi ini diharapkan dapat membantu masyarakat yang berada di daerah terpencil agar dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara cepat dan tepat.


Salah satu yang menarik, Big Bang membuat tokoh digital (avatar) bernama Marceline yang akan membantu petugas kesehatan dalam diagnosa. Marceline akan bertanya pada pasien beberapa hal terkait malaria, kemudian jawaban pasien akan diolah dengan teknologi voice recognition.


Source/ref: Detik.com - Jul 2009

Minggu, 03 Oktober 2010

ASAL USUL INDONESIA

Bookmark and Share

PADA ZAMAN PURBA kepulauan tanah air kita disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan kita dinamai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta “dwipa” (pulau) dan “antara” (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Valmiki yang termasyhur itu menceritakan pencarian terhadap Sita, istri Rama yang diculik Ravana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatera sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.

Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza’ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (‘kemenyan Jawa’), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil ‘Jawa’ oleh orang Arab. “Samathrah, Sholibis, Sundah, kulluh Jawi,” demikian kata seorang pedagang di Pasar Seng, Makkah, ketika dijelaskan kepadanya bahwa Indonesia bukanlah ‘Jawa’. “Sumatera, Sulawesi, Sunda, semuanya Jawa!”


Lalu tibalah zaman kedatangan orang Eropa ke Asia. Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang itu beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India dan Cina. Bagi mereka daerah yang terbentang luas antara Persia dan Cina semuanya adalah ‘Hindia’. 


Semenanjung Asia Selatan mereka sebut ‘Hindia Muka’ dan daratan Asia Tenggara dinamai ‘Hindia Belakang’, sedangkan tanah air kita memperoleh nama ‘Kepulauan Hindia’ (Indische Archipel; Indian Archipelago; l’Archipel Indien) atau ‘Hindia Timur’ (Oost Indie; East Indies; Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah ‘Kepulauan Melayu’ (Maleische Archipel; Malay Archipelago; l’Archipel Malais).

Ketika tanah air kita terjajah oleh bangsa Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942–1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur).


Eduard Douwes Dekker (1820–1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga ‘Kepulauan Hindia’ (bahasa Latin: insula = pulau). Pada halaman akhir novel Max Havelaar karya Multatuli tahun 1860, tertulis: Insulinde dat zich daar slingert om den evenaar, als een gordel van smaragd (“Insulinde yang merupakan untaian di khatulistiwa, laksana sabuk zamrud permata”). Tetapi rupanya nama ‘Insulinde’ ini kurang populer. Bagi orang Bandung, Insulinde mungkin cuma dikenal sebagai nama toko buku yang pernah ada di Jalan Otista!


Pada tahun 1920-an Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (1879–1950), yang kita kenal sebagai Dr.Setiabudi (beliau adalah cucu dari adik Multatuli), mempopulerkan suatu nama untuk tanah air kita yang tidak mengandung unsur kata ‘India’. Nama itu tiada lain adalah “Nusantara”, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya. Setiabudi mengambil nama itu dari Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19 lalu diterjemahkan oleh Jan Laurens Andries Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920.


Namun perlu dicatat bahwa pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian Nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit, istilah “Nusantara” digunakan untuk menyebutkan “pulau-pulau di luar Jawa” (antara dalam bahasa Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari Jawadwipa (Pulau Jawa). Jadi Nusantara berarti “pulau-pulau seberang”. Kita tentu pernah mendengar Sumpah Palapa dari Gajah Mada: 


Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa (“Jika telah kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati istirahat”). Oleh Dr.Setiabudi kata “nusantara” zaman Majapahit yang berkonotasi jahiliyah itu diberi pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata Melayu asli “antara”, maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu “nusa di antara dua benua dan dua samudera”, sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi Nusantara yang modern. Istilah Nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari nama Hindia Belanda.

Sampai hari ini istilah Nusantara tetap kita pakai untuk menyebutkan wilayah tanah air kita dari Sabang sampai Merauke. Tetapi nama resmi bangsa dan negara kita adalah INDONESIA. Kini akan kita telusuri dari mana gerangan nama yang sukar bagi lidah Melayu ini muncul.


Nama Indonesia


Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819–1869), orang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813–1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.


Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (bahasa Yunani: nesos = pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis: “. . . the inhabitants of the ‘Indian Archipelago’ or ‘Malayan Archipelago’ would become respectively Indunesians or Malayunesians.”


Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Lagi pula, kata Earl, bukankah bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini? Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.


Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah ‘Indian Archipelago’ terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.


Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan: “Mr Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago.” Ketika mengusulkan nama ‘Indonesia’ agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama bangsa dan negara yang jumlah penduduknya peringkat keempat terbesar di muka bumi!


Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama ‘Indonesia’ dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. Sebagai contoh, pada tahun 1877 E.T.Hamy menggunakan kata ‘Indonesia’ pada tulisannya dalam Bulletin de la Societe de Geographie di Paris. Lalu tahun 1880 kata ‘Indonesia’ muncul pada tulisan A.H.Keane dalam Journal of the Anthropological 

Institute di London. Dan pada tahun 1882 W.E.Maxwell di Singapura secara konsisten memakai istilah “islands of Indonesia” dalam buku geografi yang diterbitkannya. Ketiga ilmuwan di atas secara tegas menyebutkan bahwa mereka meminjam nama ‘Indonesia’ dari tulisan-tulisan James Richardson Logan.

Pada tahun 1884, guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826–1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air kita tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang mempopulerkan istilah ‘Indonesia’ di kalangan ilmuwan Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah ‘Indonesia’ itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain, tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah ‘Indonesia’ itu dari tulisan-tulisan Logan.


Ilmuwan Belanda yang mula-mula memakai istilah ‘Indonesia’ adalah Hendrik Kern dan G.A.Wilken, yang memakai istilah Indonesie dan Indonesier (orang Indonesia) pada tulisan mereka dalam Bijdragen Koninklijk Instituut voor Taal-, Land-, en Volkenkunde (B.K.I.) tahun 1885. Istilah ini dipakai juga oleh Christiaan Snouck Hurgronje dalam bukunya De Atjehers yang terbit tahun 1894.


Putra ibu pertiwi yang mula-mula menggunakan istilah ‘Indonesia’ adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke Negeri Belanda pada tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.


Makna Politis


Pada dasawarsa 1920-an nama ‘Indonesia’ yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama ‘Indonesia’ akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan! Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.


Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging) berubah nama menjadi “Indonesische Vereeniging” atau “Perhimpoenan Indonesia”. Majalah mereka, “Hindia Poetra”, berganti nama menjadi “Indonesia Merdeka”.


Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya: “Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut ‘Hindia Belanda’. Juga tidak ‘Hindia’ saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.”


Sementara itu di tanah air Dr.Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia (lahir tahun 1920) berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Lalu pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama ‘Indonesia’.


Pada tahun 1926 berlangsung Kongres Pemoeda Indonesia, lalu berdiri organisasi Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia (PPPI). Kemudian pada tahun 1927 Bung Karno mendirikan Perserikatan (lalu menjadi Partai) Nasional Indonesia (PNI). Akhirnya nama ‘Indonesia’ dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa kita pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini kita sebut Sumpah Pemuda.


Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; DPR zaman Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Belanda agar nama ‘Indonesia’ diresmikan sebagai pengganti nama ‘Nederlandsch-Indie’. Tetapi Belanda keras kepala sehingga mosi ini ditolak mentah-mentah.


Maka kehendak Allah jua yang rupanya berlaku. Pada tanggal 10 Mei 1940 Adolf Hitler dari Jerman menginvasi dan menduduki Negeri Belanda, sehingga Keluarga Oranje-Nassau terbirit-birit mengungsi ke London. Dan dengan jatuhnya tanah air kita ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama ‘Hindia Belanda’ untuk selama-lamanya.


Mencoba menegakkan benang basah, Ratu Wilhelmina melalui siaran Radio Oranje dari London, tanggal 7 Desember 1942, menjanjikan “perbaikan nasib” bagi rakyat Indonesia. Sengaja nenek tua itu memakai kata “Indonesie” dan “Indonesiers” dalam pidatonya untuk mengambil hati rakyat Indonesia. Akan tetapi jarum sejarah tak dapat dikembalikan, dan mantra sakti Je Maintiendrai keburu hilang khasiatnya. Maka pada hari Jumat Legi tanggal 9 Ramadhan 1364 Hijriyah atau 17 Agustus 1945, atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, lahirlah Republik Indonesia.



Ditulis oleh Irfan Anshory, Direktur Pendidikan “Ganesha Operation”  - 2009

Sabtu, 02 Oktober 2010

Di Lirik Dunia Karena Mengubah Kotoran Sapi Menjadi Batu Bata

Bookmark and Share

Bau, kotor dan menjijikan, itulah kesan pertama terhadap kotoran sapi. Tapi di tangan pemuda kreatif, kotoran sapi itu diubah menjadi batu bata. Kini, produk tersebut telah dilirik 22 negara di berbagai belahan benua.

"Batu Bata ini mendapat Juara 1 tingkat International dalam Global Social Competition Venture yang diadakan oleh Universitas Berkley, California, AS 2009. Saya bersama mahasiswa dari Universitas Prasetya Mulya Yogyakarta," kata penemu batu bata kotoran sapi, Syammahfuz Chazali, dalam Anugrah 10 Pandu Andalan Nusantara (PANDU) di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa, (14/7/2009).


Batu bata yang ditemukan mahasiswa Fakultas Pertanian, UGM ini 90 persen dari kotoran sapi. Sisanya dari tanah. Waktu merubah kotoran sapi menjadi bahan batu bata selama tiga minggu. Selebihnya diolah seperti batu bata pada umumnya.


"Biaya 30 persen lebih hemat," tambahnya.


Alhasil, kini 22 negara siap mengadopsi teknologi ramah lingkungan tersebut. Guna menghindari permasalahan ke depan, hak paten sedang diproses dan rampung tahun ini.


"Mereka adalah 10 generasi pemuda yang perlu terus didukung," kata Menpora Adhyaksa Dault dalam sambutan pada anugrah acara tersebut


Source : BeritaArtikelMenarik's Blog-Jul 2009

Kekebalan Tubuh Oke dengan 8 Nutrisi

Bookmark and Share

Yoghurt
Saat cuaca sedang tidak menentu atau tubuh terlalu capek, maka dibutuhkan asupan nutrisi yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga terhindar dari penyakit. Ini dia 8 rahasia yang dibutuhkan oleh tubuh agar tetap kebal.

Jika ada anggapan konsumsi satu apel setiap hari bisa membuat seseorang jauh dari dokter maka 8 makanan ini pun tidak kalah berkhasiatnya yang bisa membantu menjaga dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh seseorang.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More