Demikian disampaikan Direktur Utama BSM Agung Prabowo ketika ditemui detikFinance di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (12/3/2011) malam.
"Untuk jembatan ini, dananya Rp 100 triliun. Kita punya dasar kuat menyebutkan Rp 100 triliun," jelas Agung.
Dia mengatakan tak akan meminta dana dari APBN atau uang negara untuk pembangunannya. "Lebih baik pemerintah pakai dananya untuk pembangunan infrastruktur di wilayah lain, seperti wilayah Timur Indonesia," kata Agung.
Karena itu, untuk dana pembangunannya, pihak BSM akan bekerjasama dengan perusahaan swasta lain. Namun dia menegaskan, investasi itu sulit kembali meskipun konsep JSS bakal menjadi jalan tol nantinya.
"Karena itu kita minta pemerintah mmebangun kawasan industri di sekitarnya. Jadi membangun proyek bersama-sama, dan dipimpin orang Indonesia. Masak, Anyer-Panarukan dibangun Daendels, JSS mau dibangun asing lagi," katanya.
JSS akan didesain tahan gempa. Bahkan dalam pra studi yang telah dibuat, jembatan ini tak akan terkena letusan Gunung Anak Krakatau.
"Kalau Krakatau dulu, itu letusannya besar karena dia menahan energi yg besar. Sekarang Anak Krakatau ini letusannya berkala, jadi daya letusan tak sebesar dulu," jelas Agung.
Sekarang pihak BSM masih menunggu payung hukum pembangunan JSS dari pemerintah.
"Kita sadar, pemerintah sekarang konsentrasinya agak buyar karena banyak masalah yang dihadapi. Tapi kita tetap berjuang," tukas Agung.
Pembangunan Jembatan Selat Sunda yang akan menghubungkan pulau Jawa dan Sumatera ini diperkirakan menelan dana Rp 140 triliun. Pemerintah mengharapkan ada swasta yang bisa mendanai proyek jembatan yang akan melintasi Selat Sunda itu.
Source/ref: Detik.com - 14 Mar 2011
